Green House dan Hidroponik
Yuk! Mulai Menjadi Petani yang Modern
Selamat datang di blog kami, kali ini kami akan
berbagi info tentang pertanian berkelanjutan, seperti yang kita ketahui sistem
pertanian berkelanjutan adalah jawaban atas permasalahan dari sistem pertanian
secara konvensional, menurut BBPL Lembang (2016) pertanian berkelanjutan adalah
pengelolaan sumberdaya yang dapat menghasilkan bagi usaha pertanian untuk
membantu kebutuhan manusia yang berubah dan mempertahankan keseimbangan dan
kelestarian ekosistem di lingkungan tersebut. Saat ini pertanian berkelanjutan
merujuk pada sistem pertanian organik yang lebih meminimalisir penggunaan bahan
kimia selama budidaya tanaman tersebut. Salah satu implementasi pertanian
berkelanjutan yang sering kali kita temui dikalangan instansi pendidikan dan
masyarakat serta telah diterapkan salah satunya yakni Green House
Green House
merupakan teknologi untuk mendapatkan hasil panen sayuran hidroponik yang
optimal. Mendirikan greenhouse memang membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Namun, dengan adanya greenhouse, banyak sekali kuntungan yang bisa didapatkan.
A. Apa itu Green House?
Green House
bangunan dengan kerangka yang dilapisi dinding insect net dan atap bening yang
tembus cahaya matahari. Atap transparan bertujuan agar cahaya matahari dapat
menyinari tanaman secara maksimal dan melindungi tanaman dari perubahan iklim
di sekitar lingkungan.
Terdapat
dua bagian dalam rancangan perencanaan greenhouse, yaitu rancangan fungsional
dan struktural. Rancangan fungsional meliputi tata ruang, lingkungan mikro,
manajemen efesiensi waktu, dan optimalisasi fungsi untuk produksi. Sementara
itu, rancangan struktural meliputi kekuatan, keawetan, efisiensi, keamanan, dan
biaya.
Syarat lokasi
untuk mendirikan greenhouse, di antaranya pada musim hujan harus mendapat
intensitas cahaya yang cukup tinggi, suhu lingkungan sedang, berada dekat
sumber air, tersedia pasokan listrik, dan kontur lahan relatif datar. Selain
itu, kekuatan atap bangunan greenhouse juga penting untuk diperhatikan. Atap
harus kokoh dan tahan terhadap hantaman angin dan hujan deras.
Bahan Atap
Green House
Tanaman
yang dipelihara di dalam greenhouse membutuhkan panjang gelombang cahaya
sekitar 400-700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Panjang
gelombang cahaya tersebut mampung ditampung oleh hampir semua jenis atap
greenhouse. Hanya saja yang membedakan adalah sifat cahayanya. Bahan untuk
membuat atap greenhouse sebenarnya cukup banyak jenisnya. Di antara semuanya,
ada empat jenis bahan atap greenhouse yang sering digunakan, yaitu kaca,
plastic UV, polyethylene (PE), dan polyvinylchloride (PVC).
Kerangka
Greenhouse
Kerangka
greenhouse dapat terbuat dari bahan bamboo, kayu, dan besi. Green House dari
bahan bambu merupakan greenhouse dengan biaya paling murah. Green House seperti
biasanya digunakan sebagai tempat produksi dengan atap greenhouse berbahan plastik
UV. Kekurangan greenhouse bamboo yakni daya tahannya pendek dan bisa menjadi
pemicu hadirnya hama.
Berbeda
halnya dengan kerangka Green House yang terbuat dari bahan kayu. Bahan ini
memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan bambu. Pilih kayu yang tahan
terhadap air, misalnya kayu ulin dan bengkirai. Pemilihan bahan atapnya bisa
menggunakan kaca atau plastik.
Bahan
kerangka lainnya yang dapatkan digunakan adalah besi. Kerangka bisa merupakan
kerangka yang palingkuat dari kerangka yang lainnya. Selain kuat juga bedaya
tahan lama. Pilihannya lainnya adalah alumunium baja ringan yang sedang popular
saat ini.
Model
Green House Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan
bentuk bangunannya, greenhouse dapat dibedakan menjadi tiga model. Bentuk atau
desain bangunan greenhouse untuk daerah tropis memang sedikit berbeda dengan
subtropis. Di daerah tropis, bangunan greenhouse biasanya memiliki banyak
ventilasi agar sirkulasi udara tetap baik dan kelembapan lebih terjaga.
- Model Tunnel
- Model Tunnel
Model tunnel ini
berbentuk seperti lorong setengah lingkaran. Struktur tipe tunnel tergolong
sangat kuat karena memiliki struktur busur di kedua kakinya yang dipendam ke
dalam tanah. Bentuk atapnya melengkung ke bawah. Greenhouse tipe ini biasanya
digunakan pada proses penyemaian atau sebagai tempat karantina.
Greenhouse model
tunnel tahan terhadap terpaan angin kencang. Model ini biasanya minim ventilasi
karena itu lebih cocok diaplikasikan di daerah subtropis. Jika dibangun di
daerah tropis, greenhouse tipe ini harus dilengkapi exhaust fan atau cooling
system. Fungsinya untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara.
- Model Piggy Back
- Model Piggy Back
Keunggulan
greenhouse model piggy back adalah mampu menstabilkan iklim mikro di dalam
greenhouse, sehingga sesuai bagi tanaman. Model greenhouse ini memiliki banyak
ventilasi. Karena itu, sangat cocok digunakan didaerah tropis.
Kelemahan
greenhouse tipe piggy back di antaranya kurang kuat menahan terpaan angin
kencang karena banyak bagian bangunan yang terbuka. Selain itu, biaya
pembuangan greenhouse tipe ini relatif lebih mahal karena membutuhkan banyak
material.
- Model Campuran
atau https://www.youtube.com/watch?v=wNAGE-Yu2xk&feature=youtu.be
Jadilah Generasi Unggul, untuk Indonesia Maju
Model campuran
artinya menggabungkan model tunnel dan piggy back dalam satu bangunan
greenhouse. Ciri model ini adalah memiliki struktur yang kuat, terdapat banyak
ventilasi, dan memiliki beberapa unit greenhouse kecil (single span) di dalam
satu blok greenhouse besar. Kelebihan greenhouse model campuran adalah biaya
pembangunannya relatif lebih murah dibandingkan dengan model piggy back.
B. Mengapa Harus Menggunakan Greenhouse
Terlindung
dari Hujan dan Terpaan Angin
Tanaman akan terlindungi dari siraman
hujan dan terpaan angina pada saat di dalam greenhouse. Kondisi iklim mikro
dalam greenhouse bisa atur sesuai kebutuhan tanaman. Meskipun pada dasarnya
tanaman memerlupakan air, tetapi air yang berlebihan dapat menyebakan media
tanam terlalu basah yang akan mengakibatkan tumbuhnya cendawan-cendawan. Air
hujan memiliki efek negatif bagi larutan nutrisi pada hidroponik. Pasalnya,
larutan nutrisi akan menjadi encer sehingga mengurangi kepekatan.
Aman dari
Serangan Hama
Perlengkapan seperti insect screen di
dinding dan ventilasi atap greenhouse dapat membantu menangkal resiko serangan
hama. Pasalnya, hama tidak bisa melewati insect screen. Selain itu, buat ruang
kecil atau teras transasi di bagian pintu masuk greenhaouse. Funsinya untuk
mencegah hama dan pathogen masuk ke dalam greenhouse.
Kualitas
sayur tetap terjaga
Penampilan visual, ukuran, dan kebersihan sayuran dipengaruhi oleh
radiasi matahari, suhu, hujan dan populasi. Pengaturan kondisi iklim mikro
didalam greenhouse bermaksud untuk mengatasi hal tersebut. Lain halnya ketika
tanaman di tanam di luar greenhouse, semua resiko bisa terjadi karena kondisi
iklim yang tak menentu.
Jadwal
Produksi dapat Diatur
Kondisi lingkungan yang tidak menentu
ikut memengaruhi masa panen tanaman. Belum lagi terdapat perubahan musim dan
cuaca yang tidak dapat diprediksi. Jika musim hujan turun dalam waktu lam, akar
dan buah beresiko membusuk. Namun, saat musim kemarau lama, tanaman pasti
kekurangan air dan mudah terserang hama. Berbeda halnya apabila tanaman di
dalam greenhouse, kondisi lingkungan bisa diatur sesuai kebutuhan tanaman.
Nahhh bagaimana tentang info kali ini,
sekian untuk pembahasan di blog ini tentang Green House dan Hidroponik,
tapi kalo kalian masih mau menggali info tentang manfaat Green House,
silahkan klik link ini
atau https://www.youtube.com/watch?v=wNAGE-Yu2xk&feature=youtu.be
Jadilah Generasi Unggul, untuk Indonesia Maju
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Roni.
2016. Bisnis Hidroponik ala Roni Kebun
Sayur. Jakarta Selatan: PT Agromedia Pustaka.
BBPP Lembang. 2016. http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/969-pertanian-organik-menuju-pertanian-berkelanjutan. diakses 30/11/2019.
BBPP Lembang. 2016. http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/969-pertanian-organik-menuju-pertanian-berkelanjutan. diakses 30/11/2019.
Komentar
Posting Komentar